Halaman

Senin, 27 April 2015

Bimbingan Belajar Anida

Sejak pertama menginjakkan kaki di Kepri, aku bingung sekali ingin melakukan apa. Aku di sini ditugaskan dari Kemenpora untuk jadi Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan. Di sini, bahkan aku tidak mempunyai saudara sama sekali. Tugas di lapangan dan berhubungan langsung dengan masyarakat ternyata bukanlah hal yang mudah, bahkan aku membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan pendekatan dengan mereka yang notabennya suku Melayu dan berbeda sekali dengan aku yaitu suku Jawa.
Salah satu cara agar aku bisa dekat dengan masyarakat adalah membuka bimbingan belajar untuk anak-anak SD di Kampung yang aku tempati, dari situlah aku mulai mengenal mereka secara dekat. Di sini, aku mengajar semua mata pelajaran dan yang pasti aku tidak meminta bayaran dari mereka. Melihat semangat belajar mereka yang cukup tinggi meskipun dalam keterbatasan membuat aku iklas melakukan semua ini.
Dari sinilah aku mulai dekat dengan anak-anak dan juga masyarakat. Sampai saat ini Bimbel yang aku rintis masih berjalan dan sekarang Bimbel itu aku namakan Bimbingan Belajar Anida. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan bimbel ini kelak jika aku sudah tidak berada lagi di sini, karena aku hanya ditugaskan di desa ini 2 tahun dan sebentar lagi tugasku akan selesai.  bagiku bimbel ini sangant amat berarti, karena merupakan pintu masuk yang menghubungkan aku dengan masyarakat sekitar.

1 komentar: